Ditulis oleh Birrun

Masjid Negara

Tulisan ini menceritakan pengalaman saya mengunjungi Masjid Negara di Malaysia. Perjalanan dimulai pada hari Rabu, 1 Januari 2025. Kami berangkat dari Stasiun KL Sentral menggunakan MRT dan turun di Stasiun Masjid Jamek. Namun, saat tiba, Masjid Jamek ternyata tutup. Sedih rasanya, tetapi kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Masjid Negara menggunakan Grab.

Setiba di Masjid Negara, saya sempat main-main dihalamanya karena luas,  dan banyak turis yang berkunjung. Di sana, saya bersama keluarga melaksanakan salat dan mengaji, di mana Mammi mengajari saya. Setelah itu, kami berfoto dengan latar belakang Menara 118, menara tertinggi di Malaysia yang terlihat dari masjid.

Selain itu, kami juga mengunjungi museum di area masjid. Museum ini menyimpan banyak informasi menarik tentang sejarah Masjid Negara dan peranannya dalam komunitas muslim di Malaysia.

Kuil Gua Chin Swee
Saya juga mengunjungi Kuil Gua Chin Swee yang terletak di Genting. Saya ke kuil itu mengggunakan kendaraan umum gratisan, kami menunggu di persinggahan gondola yang digukana ke Genting, saya antri, dan saat naik, saya hanya melihat hanya 9 kursi penumpang, perjalanan ke kuil hanya sekitar 5 menit.

Saat tiba di kuil, saya menjelajahi lantai-lantai yang ada dan menyaksikan para penganut agama Buddha berdoa. Kami juga mengambil foto bersama di area kuil, lalu turun untuk melihat patung Qing Shui, seorang biksu Buddha yang dihormati sebagai dewa.

Beberapa area kuil sedang dalam perbaikan, dan saya melihat salah satu pekerjanya adalah seorang muslimah yang berjilbab. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berbeda agama, kerja sama dan keharmonisan tetap bisa terjalin. Gaya salat orang Budhha beda sangatlah dengan saya. Setelah itu saya pulang ke tempat mengambil gondola.

Pesan Penting

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa perbedaan agama tidak seharusnya menjadi penghalang. Yang penting adalah menjaga kebersamaan, saling menghormati, dan hidup berdampingan dalam harmoni.