
Menjadikan Anak Pribadi Bermakna
Selain konsep meaning bisa
dipahami sebagai pendorong berperilaku “bermakna” yang melekat pada orang tua,
juga bisa dipahami sebagai bagian dari dalam diri anak.
Untuk apa membantu mengembangkan konsep meaning pada diri anak? tentu agar anak bisa bertumbah menjadi
pribadi yang “bermakna”
Secara sederhana, orang tua bisa mempraktikkan usaha
berikut;
Aktualisasi diri, beri ruang dialog bersama anak agar
memiliki kesempatan memilih (aktifitas, benda, dan lainnya).
Valence, penuhi
pujian positif. Beri kalimat yang membangun semangat idealismenya. Pertimbangkan
setiap kata dan kalimat yang tersampaikan pada anak. Penggunaan kata “tolong”
bila hendak meminta sesuatu atau “maaf” bila ada yang tidak berkenan dengan
anak merupakan perilaku bijak orang tua.
Contribution, orang
tua memberi tantangan yang sesuai
dengan batas kemampuan anak agar anak merasa telah berkontribusi atau
bermanfaat.
Enjoyment, jadikan
setiap ruang di rumah sebagai bagian dari “ruang ekspresif” yang “hidup” untuk
dijadikan “teman” bermain. Hindari terlalu memaksa berpindah dari satu kegiatan
ke kegiatan lainnya. Biarkan anak menikmati satu kegiatan dan memilih berpindah
pada kegiatan lainnya.
Self-Efficacy, Libatkan
anak berkegiatan dan akan menghasilkan produk akan menambah kepercayaan
dirinya. Namun kepercayaan diri bukan untuk memuji kemampuan semata namun harus
dibangun kepercayaan diri yang sifatnya bergantung pada Tuhan. Kepercayaan diri
yang dibangun karena merasa diri hebat hanyalah fana semata, sedang
menggantungkan kepercayaan diri pada Tuhan akan menguatkan secara permanen.
Maka, membiasakan anak beribadah dalam beragam bentuk akan menumbuhkan self efficacy anak yang bersumber pada
ilahi.