Melatih Anak Berlaku Adil
Adil bukan hanya dipahami perihal interaksi jujur dengan orang
lain, namun lebih luas lagi adil bisa dipahami yang lebih mendalam. Adil
memiliki makna secara substantif menghargai diri secara objektif dengan melihat
posisi diri secara seimbang. Artinya bahwa, adil hanya bisa dilakukan bila
manusia mengenal hakikat diri.
Secara konseptual, melatih anak menjadi adil bisa dilakukan
dengan mengenalkan hakikat diri manusia. Dengan mengenalkan hakikat manusia
berarti sama dengan melatih anak agar mampu berlaku adil terhadap dirinya,
penciptaannya, sesama manusia, dan makhluk lainnya.
Berikut ini cara yang bisa dilakukan orang tua dalam melatih
berperilaku adil melalui pemahaman hakikat manusia;
Makhluk; memposisikan anak sebagai hamba yang senantiasa
menggantungkan atau tunduk pada Tuhan. Bekal apa yang bisa diberikan kepada
anak agar bisa membantu bagian ini? Yaitu kepatuhan, melatih atau membiasakan
anak menjadi patuh kepada aturan terutama terkait dengan ajaran agama. Missal beribadah
salat, menceritakan kisah nabi dan rasul, mengajak merenung atas ciptaan Tuhan,
dan lainnya.
Mukarram; membantu anak agar mampu memuliakan manusia
lainnya. Mulai dari cara pandang bahwa semua manusia memiliki hak yang sama
untuk dihormati. Bahkan, dewasa ini, bukan hanya kemampuan menghormati saja
namun perlu mengajarkan anak agar mampu memandang orang lain sebagai mitra agar
mampu berkolaborasi. Missal berbagi kepada teman, bermain bersama anak lain,
dan lainnya.
Mukallaf; melatih anak agar bisa memiliki tanggung jawab
pada bidang tertentu atau memiliki peran. Memberi peran atau tugas di rumah
akan menimbulkan rasa tanggung jawab pada diri anak. Orang tua sebaiknya
memberi bekal berupa ilmu pengetahuan kepada anak agar memiliki keterampilan
khusus. Strategi ini bisa juga dijadikan sebagai bagian dari referensi orang
tua dalam memetakan minat dan bakat anak sejak dini. Missal tugas mencuci
piring, membersihkan meja, bercerita isi buku, dan lainnya.
Mukhayyar; telah menjadi bawaan bahwa anak memiliki
kemerdekaan untuk memilih. Bekal apa yang mesti dilakukan orang tua? Orang tua
membimbing anak agar mampu memilih pada sesuatu yang baik. Olehnya itu, penting
bagi orang tua menyiapkan beragam pilihan yang baik dan menghindarkan atau
meminimalkan pilihan yang buruk. Missal membiasakan ke tempat ibadah, ke taman
bermain, ke pasar, menyiapkan mainan bermanfaat, dan lainnya.
Majzi’; konsekuensi pilihan adalah balasan atau risiko atas diri sendiri dari pilihan yang telah diambil. Mengajarkan anak agar mampu membuka pikiran secara terbuka sehingga akan membantu anak melihat risiko di balik sebuah peristiwa. Missal memilih baju dari dua pilihan akan membuat anak berpikir bahwa bila saya memakai baju ini maka saya akan kelihatan gagah, dan bila saya menggunakan baju ini maka teman-teman saya akan mengejek, atau menonton terlalu lama juga bisa diperkenalkan akan konsekuensi, begitu juga ragam kegiatan lainnya bisa dilakukan oleh orang tua.