Dari Rumah, Kita Kuat Prinsip Menyusun Materi Pembelajaran di Rumah (Bagian Kedua)
Sebagai lanjutan dari tulisan pertama, tulisan bagian kedua ini akan menyajikan prinsip menyusun materi pembelajaran di rumah kita masing-masing. Kita bisa kelompokkan ke dalam dua bagian yaitu materi sekolah dan non-sekolah.
1. Materi sekolah bisa dipahami
bahwa materi yang didapatkan oleh anak kita di sekolah sesuai dengan kurikulum
nasional. Olehnya itu, orang tua sebaiknya mengecek materi pembelajaran anak
dari sekolah sudah sampai mana. Orang tua perlu memeriksa materi belajar,
Lembar Kerja Siswa dan Pekerjaan Rumah anak-anak di sekolah, dari situlah orang
tua akan tahu apa yang harus dikuatkan lagi, kemudian dijadikan bagian dari
diskusi (Tanya jawab). Selain itu, Bapak/Ibu bisa mendownload materi tambahan
online agar bisa memperkaya materi belajar baik orang tua maupun anak. Berikut
ini bagian dari usaha pengayaan materi bagi orang tua dengan melihat beragam
sumber belajar online yang tersedia: Rumah belajar : https://belajar.kemdikbud.go.id, Google
G Suites for Education : https://blog.google/outreach-initiatives/education/offline.access-covid19,
Kelas Pintar : https://kelaspintar.id
Quipper School : https://quipper.com/id/school/teachers
Sekolahmu : https://sekolah.mu/tanpabatas
Zenius : https://zenius.net/belajar-mandiri
2. Bapak/Ibu bisa membuat suasana
seperti di sekolah termasuk kondisi ruang belajar. Orang tua bisa menyiapkan
meja tulis dan alat tulis. Menyiapkan ruang seperti di sekolah akan penting
agar anak-anak terkesan tidak menyepelekan dalam belajar. Selain tata
ruangannya, proses belajar juga diusahakan bisa dikondisikan seperti terdapat
simulasi tugas sehingga anak kita akan aktif menjawab soal-soal, mengerjakan
lembar kerja siswa, memberi kesempatan berpendapat, menyelesaikan petunjuk dari
orang tua, memperagakan sesuai materi belajar, dan sebagainya. Pemberian tugas
juga sekaligus akan membantu orang tua tetap menyelesaikan tugas kantor atau
mengajar secara daring bagi pendidik (dosen). Orang tua bisa bekerja sambil
menunggu dan memperhatikan anak-anak menyelesaikan tugas soal yang diberikan.
3. Pastikan proses membersamai
anak ini dengan memperhatikan diskusi atau Tanya jawab agar bimbingan yang
orang tua berikan bisa lebih efektif. Diskusi sebagai bukti bahwa orang tua
“berada/bersama” anak. Kontak mata terhadap anak harus menjadi konsen bagi
orang tua saat sesi ini agar anak merasa tidak disepelekan atau diacuhkan.
Berdiskusi bisa dilakukan dengan
menanyakan apa yang telah dipahami oleh anak trehadap materi sehingga akan
mengasah kemampuan berlogika anak. Selain itu, ajak atau pancing anak agar
dapat memberi pertanyaan atau pendapat tentang materi belajar sehingga akan
mengasah keingintahuan anak dan kemampuan berkomunikasi karena telah
menyampaikan pendapat menggunakan bahasa sendiri.
4. Materi non-sekolah adalah
pengayaan materi dari orang tua sendiri atau bukan materi-materi pelajaran
sekolah. Kreativitas dan kesediaan orang tua tentu akan membantu sangat
membantu. Materi non-sekolah ini bisa saja berupa permainan yang menghibur dan
bermakna, praktik budi pekerti luhur, pendidikan agama, dan sebagainya.
Hal mendasar yang bisa dilakukan
orang tua adalah sampaikan apa manfaatnya bagiku atau sering disebut AMBAK.
Penting bagi orang tua menyampaikan dengan terbuka dan jujur apa manfaat dan
tujuan pembelajaran non-sekolah dilakukan, misalnya saja saat orang tua
mengajak anak membaca cerita kisah Nabi dan Rasul, sampaikan bahwa anak akan
makin disayang oleh Allah, saat Bapak/Ibu menyapu, sampaikan bahwa anak akan
lebih segar karena bernafas bebas dari kotoran, saat ibu mengupas bawang,
sampaikan bahwa anak akan berlatih menggerakkan jari-jari tangan, media film
singkat, sampaikan nilai kebaikan yang ada didalamnya, dan sebagainya.
Bagai Bapak/Ibu yang telah
terbiasa mendampingi anak belajar di rumah tentu mampu menjelaskan hal—hal
tersebut dengan baik. Namun, tentu akan berbeda bagi Ayah/Bunda yang selama ini
belum terbiasa membersamai anak belajar akan mengalami sedikit kesulitan.
Mulailah memperbaiki mindset dan keyakinan kita bahwa membersamai anak adalah
momen yang tidak akan pernah terulang lagi seumur hidup. Kemelekatan dengan
anak akan didapatkan dengan membersamai anak dengan bersungguh-sungguh. Percaya
diri dan kemauan menyiapkan waktu adalah dua keterampilan yang harus kita mulai
miliki.
Pada tulisan bagian ketiga, insya
Allah akan kami sampaikan praktik menyusun pembelajaran di rumah.
Wassalam
Semoga Bermanfaat