Blog

Dalami kondisi Jiwa Anak Melalui Pengamatan Perilaku

Orang tua yang memiliki kemauan untuk bertumbuh adalah mereka yang mau belajar dari setiap perilaku anak. Mempelajari perilaku anak tersebut bisa dengan melihat gerak gerik anak pada setiap kesempatan. Namun bukan hanya melihat yang ditampilkan oleh anak, akan tetapi dengan mendalami maksud dari perilaku tersebut.

Mendalami perilaku bisa dengan memahami kondisi jiwa atau psikologis anak. Perilaku yang muncul merupakan refleksi dari kondisi psikologis yang tidak nampak. Cara sederhana melihat kondisi psikologis tersebut adalah dengan mengenali empat kondisi jiwa anak

Amarah; anak yang sedang berada pada kondisi jiwa ini akan memperlihatkan perilaku yang memberontak, mengucapkan kata dan atau kalimat kasar, menghindari percakapan dan atau perintah orang tua (lingkungannya). Orang tua sebaiknya berhati-hati bila anak sering kali memperlihatkan perilaku seperti ini. Bila semakin sering menunjukkan perilaku buruk, kemungkinan anak akan merasa senang melakukan perbuatan yang dilarang tanpa penyesalan.

Lawwamah; anak mudah memperlihatkan perilaku kasar namun anak memperlihatkan dan atau mengucapkan penyesalan setelahnya. Anak yang sedang berada pada kondisi jiwa ini akan berperilaku melempar barang, berkata tidak sopan, mengambek, melototkan mata terhadap stimulus tertentu, namun anak akan memperlihatkan rasa penyelesan atau merasa bersalah telah memilih respon tidak menyenangkan tersebut karena pada dasarnya anak telah memahami bahwa perilaku tersebut memang buruk.

Mulhamah; pada kondisi jiwa ini, biasanya anak dihadapkan dengan dua pilihan yaitu marah atau bersabar. Sebuah diskusi yang mendalam dalam diri anak, sebuah pertarungan, dinamika yang sangat menarik sebagai pembelajaran diri, apakah akan menunjukkan perilaku kasar atau sabar. Namun akhirnya, anak akan memilih berperilaku sabar atau patuh, sebuah kemenangan atas pertarungan nafsu. Anak akan merasa puas karena telah memilih kebaikan, namun pada kondisi psikologis ini, kadang anak masih rindu kepada kenikmatan nafsu.

Muthma’innah; jiwa anak berada pada posisi stabil, tenang dan mantap dalam kebaikan. Perilaku yang dimunculkan adalah tersenyum, tertawa, memanfaatkan barang sekitar sebagai media bermain, mengobrol dengan orang tua atau teman, secara terbuka, menikmati beragam kegiatan, dan beribadah.