Dalami kondisi Jiwa Anak Melalui Pengamatan Perilaku
Orang tua yang memiliki kemauan untuk bertumbuh adalah
mereka yang mau belajar dari setiap perilaku anak. Mempelajari perilaku anak tersebut
bisa dengan melihat gerak gerik anak pada setiap kesempatan. Namun bukan hanya
melihat yang ditampilkan oleh anak, akan tetapi dengan mendalami maksud dari
perilaku tersebut.
Mendalami perilaku bisa dengan memahami kondisi jiwa atau
psikologis anak. Perilaku yang muncul merupakan refleksi dari kondisi
psikologis yang tidak nampak. Cara sederhana melihat kondisi psikologis
tersebut adalah dengan mengenali empat kondisi jiwa anak
Amarah; anak yang sedang berada pada kondisi jiwa ini akan
memperlihatkan perilaku yang memberontak, mengucapkan kata dan atau kalimat
kasar, menghindari percakapan dan atau perintah orang tua (lingkungannya). Orang
tua sebaiknya berhati-hati bila anak sering kali memperlihatkan perilaku
seperti ini. Bila semakin sering menunjukkan perilaku buruk, kemungkinan anak
akan merasa senang melakukan perbuatan yang dilarang tanpa penyesalan.
Lawwamah; anak mudah memperlihatkan perilaku kasar namun
anak memperlihatkan dan atau mengucapkan penyesalan setelahnya. Anak yang
sedang berada pada kondisi jiwa ini akan berperilaku melempar barang, berkata
tidak sopan, mengambek, melototkan mata terhadap stimulus tertentu, namun anak
akan memperlihatkan rasa penyelesan atau merasa bersalah telah memilih respon
tidak menyenangkan tersebut karena pada dasarnya anak telah memahami bahwa
perilaku tersebut memang buruk.
Mulhamah; pada kondisi jiwa ini, biasanya anak dihadapkan
dengan dua pilihan yaitu marah atau bersabar. Sebuah diskusi yang mendalam
dalam diri anak, sebuah pertarungan, dinamika yang sangat menarik sebagai
pembelajaran diri, apakah akan menunjukkan perilaku kasar atau sabar. Namun
akhirnya, anak akan memilih berperilaku sabar atau patuh, sebuah kemenangan
atas pertarungan nafsu. Anak akan merasa puas karena telah memilih kebaikan,
namun pada kondisi psikologis ini, kadang anak masih rindu kepada kenikmatan
nafsu.
Muthma’innah; jiwa anak berada pada posisi stabil, tenang
dan mantap dalam kebaikan. Perilaku yang dimunculkan adalah tersenyum, tertawa,
memanfaatkan barang sekitar sebagai media bermain, mengobrol dengan orang tua
atau teman, secara terbuka, menikmati beragam kegiatan, dan beribadah.