
Berhati-Hatilah Dengan URGE Anak
Perilaku anak dibentuk karena adanya dorongan dari dalam diri
anak. Dorongan yang bersumber dari dalam ini selalu mendesak-desak untuk
keluar menjadi perilaku. Dorongan ini mengarah pada pemenuhan kebutuhan yang
mendesak untuk dipenuhi.
Penting bagi orang tua untuk memahami dorongan ini. Memahami
dorongan anak, maka orang tua akan mampu membantu menyalurkan desakan tersebut
secara positif. Orang tua seharusnya menghindari menjadi dinding penghalang
akan penyaluran tersebut. Posisi orang tua kemudian menjadi sangat strategis
agar membantu anak mengelola dorongan ini. Dorongan ini bisa menjadi kondisi
yang tidak menyenangkan secara psikologis yang dapat menimbulkan ketegangan
pada perilaku anak.
Dorongan ini disebut sebagai urge. Secara sederhana urge
dipahami sebagai sebuah keinginan atau dorongan yang kuat. Keinginan itu
semacam tegangan dalam diri anak yang memaksa untuk disalurkan.
Bisa dibayangkan perilaku anak bila orang tua tidak
mengetahui dan mampu mengelola secara positif dorongan ini? Perilaku bandel
atau penamaan sejenisnya kemungkinan akan keluar. Hal ini tentu akan membawa
hubungan interaksi anak dan orang tua sulit menjadi akur.
Apa saja urge
anak? terdapat empat (4) yaitu naluri, kebutuhan, dendam, dan minat. Mari kita
refleksikan bersama.
Naluri, penamaan lainnya adalah instink, yaitu keinginan
yang bersifat alami bekerja secara otomatis untuk mendesak melakukan sesuatu.
Dorongan ini menyangkut keharusan berperilaku agar mampu bertahan hidup. Kebutuhan
anak makan dan bermain bisa menjadi bagian dari dorongan ini. Kedua kebutuhan
ini akan membantu pertumbuhan dan perkembangan anak bila orang tua mampu
mengatur penyalurannya. Mempertahankan milik (mainan) saat bermain dengan anak
lainnya juga merupakan bagian dari dorongan ini. Pada posisi ini tentu orang
tua harus lebih bijak memposisikan diri untuk anak sendiri dan juga teman anak.
Kebutuhan, penamaan yang lebih sering digunakan dalam
bahasan akademik dan lebih sesuai adalah need,
yaitu sesuatu yang harus diperoleh untuk bisa bertahan hidup. Need ini berbeda dengan naluri sebab
naluri tentang sesuatu yang harus dilakukan. Jadi bedanya adalah terdapatnya
objek yang ada diluar anak yang memaksanya untuk mendapatkannya. Misalnya ada
target pencapaian, maka akan ada dorongan need
untuk memastikan didapatkan.
Coba kita menajamkan pemahaman kita dengan membandingkan
kedua dorongan ini.
“Anak A memiliki naluri untuk mempertahankan mainan miliknya
sedangkan temannya yaitu anak B memiliki need
untuk memperoleh mainan milik anak si A”, Sebagai orang tua bagaimana
memahami situasi ini?
Dendam, atau revenge,
yaitu desakan untuk berperilaku yang pada awalnya disebabkan karena sakit hati.
Terdapat pengalaman luka yang dialami oleh anak dan tersimpan untuk disampaikan
menjadi aksi balas dendam. Dorongan ini bisa bersifat negatif namun bisa juga positif.
Lanjutan kisah sebelumnya
Si B berhasil memperoleh mainan milik si A (need terpenuhi). Si A menyimpan dendam (revenge) terhadap si B. Sebagai orang
tua, bagaimana respon yang baik agar dendam anak si A bisa bersifat positif?
Minat, yaitu anak melakukan sesuatu atau berperilaku karena
sesuai dengan interestnya. Saat minat anak memiliki intensitas yang kuat
maka akan mendorongnya untuk “harus” melakukannya sebab bila tidak disalurkan/dilakukan
akan menimbulkan perasaan “sesak dada”. Orang tua butuh menyalurkan peminatan
anak dengan tepat karena peminatan ini dekat dengan “keinginan”. Makna
keinginan di sini bisa berupa angan-angan kosong. Artinya bisa saja ini
berlebihan yang tentu akan menimbulkan masalah.
Apakah anak B pada cerita di atas melakukan usaha perebutan mainan milik si A karena need atau interest? Orang tua hebat akan mampu memahami dengan mudah.