Blog

big

Berhati-Hatilah Dengan URGE Anak

Perilaku anak dibentuk karena adanya dorongan dari dalam diri anak. Dorongan yang bersumber dari dalam ini selalu mendesak-desak untuk keluar menjadi perilaku. Dorongan ini mengarah pada pemenuhan kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi.

Penting bagi orang tua untuk memahami dorongan ini. Memahami dorongan anak, maka orang tua akan mampu membantu menyalurkan desakan tersebut secara positif. Orang tua seharusnya menghindari menjadi dinding penghalang akan penyaluran tersebut. Posisi orang tua kemudian menjadi sangat strategis agar membantu anak mengelola dorongan ini. Dorongan ini bisa menjadi kondisi yang tidak menyenangkan secara psikologis yang dapat menimbulkan ketegangan pada perilaku anak.

Dorongan ini disebut sebagai urge. Secara sederhana urge dipahami sebagai sebuah keinginan atau dorongan yang kuat. Keinginan itu semacam tegangan dalam diri anak yang memaksa untuk disalurkan.

Bisa dibayangkan perilaku anak bila orang tua tidak mengetahui dan mampu mengelola secara positif dorongan ini? Perilaku bandel atau penamaan sejenisnya kemungkinan akan keluar. Hal ini tentu akan membawa hubungan interaksi anak dan orang tua sulit menjadi akur.

Apa saja urge anak? terdapat empat (4) yaitu naluri, kebutuhan, dendam, dan minat. Mari kita refleksikan bersama.

Naluri, penamaan lainnya adalah instink, yaitu keinginan yang bersifat alami bekerja secara otomatis untuk mendesak melakukan sesuatu. Dorongan ini menyangkut keharusan berperilaku agar mampu bertahan hidup. Kebutuhan anak makan dan bermain bisa menjadi bagian dari dorongan ini. Kedua kebutuhan ini akan membantu pertumbuhan dan perkembangan anak bila orang tua mampu mengatur penyalurannya. Mempertahankan milik (mainan) saat bermain dengan anak lainnya juga merupakan bagian dari dorongan ini. Pada posisi ini tentu orang tua harus lebih bijak memposisikan diri untuk anak sendiri dan juga teman anak.

Kebutuhan, penamaan yang lebih sering digunakan dalam bahasan akademik dan lebih sesuai adalah need, yaitu sesuatu yang harus diperoleh untuk bisa bertahan hidup. Need ini berbeda dengan naluri sebab naluri tentang sesuatu yang harus dilakukan. Jadi bedanya adalah terdapatnya objek yang ada diluar anak yang memaksanya untuk mendapatkannya. Misalnya ada target pencapaian, maka akan ada dorongan need untuk memastikan didapatkan.

Coba kita menajamkan pemahaman kita dengan membandingkan kedua dorongan ini.

“Anak A memiliki naluri untuk mempertahankan mainan miliknya sedangkan temannya yaitu anak B memiliki need untuk memperoleh mainan milik anak si A”, Sebagai orang tua bagaimana memahami situasi ini?

Dendam, atau revenge, yaitu desakan untuk berperilaku yang pada awalnya disebabkan karena sakit hati. Terdapat pengalaman luka yang dialami oleh anak dan tersimpan untuk disampaikan menjadi aksi balas dendam. Dorongan ini bisa bersifat negatif namun bisa juga positif.

Lanjutan kisah sebelumnya

Si B berhasil memperoleh mainan milik si A (need terpenuhi). Si A menyimpan dendam (revenge) terhadap si B. Sebagai orang tua, bagaimana respon yang baik agar dendam anak si A bisa bersifat positif?

Minat, yaitu anak melakukan sesuatu atau berperilaku karena sesuai dengan interestnya.  Saat minat anak memiliki intensitas yang kuat maka akan mendorongnya untuk “harus” melakukannya sebab bila tidak disalurkan/dilakukan akan menimbulkan perasaan “sesak dada”. Orang tua butuh menyalurkan peminatan anak dengan tepat karena peminatan ini dekat dengan “keinginan”. Makna keinginan di sini bisa berupa angan-angan kosong. Artinya bisa saja ini berlebihan yang tentu akan menimbulkan masalah.

Apakah anak B pada cerita di atas melakukan usaha perebutan mainan milik si A karena need atau interest? Orang tua hebat akan mampu memahami dengan mudah.