Blog

7 Langkah Pendisiplinan Positif (Bagian Kedua)

Tidak ada orang tua yang sempurna! Pengalaman adalah guru yang terbaik sehingga kita perlu belajar dari setiap kesalahan agar semakin baik di masa depan. Nikmatilah perjalanan pengasuhan bersama anak Anda. Maknai seluruh pengalaman-pengalaman tersebut secara positif.

Empat langkah pendisiplinan positif sebelumnya (https://tamansemesta.id/read/7-langkah-pendisiplinan-positif), kita lanjutkan tiga langkah selanjutnya

Kelima, berkomunikasi untuk mencari solusi yang saling menghargai

Bagian dari komunikasi yang tidak kalah penting adalah mendengar. Orang tua wajib mendengarkan anak secara aktif, mendengar aktif berarti mendengarkan dengan telinga, mata, dan hati serta mampu menangkap perasaan dan isi pembicaraan yang disampaikan anak. Buatlah suatu skenario ketika orang tua berupaya menyelesaikan konflik yang terjadi antar anak, bagaimana bila hal tersebut terjadi pada anak yang berusia 6 - 12 tahun (masa anak-anak) dan 13 – 18 tahun (remaja).

Keenam, Merespon dengan disiplin positif

Lihat kembali seluruh catatan Anda dalam setiap langkah yang sudah dibuat (langkah 1 – 5), semua itu akan menjadi cara Anda mendidik anak. Terapkan seluruh prinsip-prinsip tersebut pada anak dengan berbagai tingkat usia perkembangan yang berbeda. Proses ini akan membantu Anda menemukan jalan keluar dari setiap persoalan yang muncul sebagai bentuk konsekuensi dari relasi dan interaksi antar orang tua dan anak. Tentu dalam situasi tertentu, terbuka peluang di mana orang tua bertindak secara emosional dan marah berlebihan pada anak. Bila hal itu terjadi, cobalah menarik nafas dalam-dalam, pejamkan mata, dan pikirkan bagaimana seharusnya kita memberikan konsekuensi, apa yang menjadi tujuan pengasuhan, dan pentingnya sikap positif dan kegiatan yang terstruktur untuk mencapai tujuan itu. Ingatlah selalu akan rencana jangka panjang pengasuhan dan hargai setiap kebutuhan perkembangan anak.

Ketujuh, langkah di atas adalah upaya yang harus diiringi oleh pengharapan pada Allah SWT. Doa adalah tingkat pengharapan terakhir dari setiap usaha yang telah diterapkan. Berdoa bisa dilakukan secara sendiri oleh orang tua dan bisa dilakukan bersama anak.