
Dari Rumah, Kita Kuat (Strategi Pembelajaran di Rumah)
Sosial distancing menjadi solusi terbaik yang dicanangkan
pemerintah Indonesia bahkan dunia sebagai strategi paling tepat menangani virus
Corona. Di Sulawesi Selatan, meskipun belum ditegaskan langsung oleh
Pemerintah, namun beberapa orang tua berinisiatif sendiri untuk mengurangi
kegiatan di luar rumah termasuk berkantor. Menyelesaikan tugas di kantor
dianggap menjadi hal bijak dalam mengurangi risiko penyebaran virus Corona.
Bekerja di rumah, belajar di
rumah, dan beribadah di rumah menjadi solusi paling tepat. Namun demikian,
tentu terdapat tantangan bagi orang tua. Hal ini bisa saja karena kebiasaan
yang baru dan kurangnya pengetahuan melakukan pendampingan anak di rumah.
Tantangan berikutnya proses pendampingan itu harus dilakukan sembari harus
bekerja dari rumah. Hal ini menuntut orang tua memerlukan strategi khusus dalam
menyikapi kebiasaan baru ini.
Perkenankan kami, melalui tulisan
singkat ini, bapak/ibu kami ajak menyusun bersama strategi pembelajaran
tersebut agar kita bisa membersamai anak dengan waktu dan perilaku yang
bermanfaat.
Apa itu strategi pembelajaran
untuk anak di rumah?
Secara sederhana kami sampaikan
bahwa strategi pembelajaran anak di rumah adalah kemampuan bapak/ibu untuk
menyusun cara-cara pembelajaran anak yang efektif di rumah supaya waktu panjang
yang dimiliki anak dapat terisi dengan kegiatan bermanfaat sehingga Bapak/Ibu mampu
menstimulus perkembangan kognitif, emosional, dan psikomotorik anak-anak kita.
Mari kita berefleksi sejenak. Selama
ini, waktu kita begitu kurang bersama anak. Pagi hari kita serahkan anak kita
di institusi pendidikan dan kita memilih melanjutkan karir di kantor. Sementara
akhir pekan yang kita lalui, apakah sudah terisi dengan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat untuk anak? Mari kita lihat masa social
distancing ini sebagai peluang, bukankah orang tua adalah guru pertama!
Bapak/Ibu lah yang menjadi penangggung jawab sesungguhnya pendampingan anak.
Selanjutnya kita bisa bertanya,
kesiapan kita bagaimana membersamai anak kita di rumah. Bukan tidak mungkin,
setelah tulisan ini, Pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang ada di Sulawesi
Selatan akan memerintahkan social
distancing secara menyeluruh atau bisa saja lockdown, istilah yang digunakan melarang masyarakat bepergian
keluar rumah seperti dilakukan di beberapa Negara di dunia.
Mari berlatih menyiapkan bekal anak
dengan pendidikan budi pekerti & kasih sayang di masa persiapan social distancing ini, sekaligus bekal
kemampuan meriview materi-materi belajar yang ditugaskan sekolah.
Prinsip Pembelajaran di rumah
Pembelajaran di rumah tentu
berbeda dengan di sekolah. Belajar di rumah bisa lebih longgar karena tidak ada
aturan dan jadual baku seperti kegiatan-kegiatan di sekolah yang lebih
terstruktur. Beberapa yang penting kita perhatikan adalah:
1. Bapak/Ibu sebaiknya
menghindari stress (bebas stress) dan mengedepankan Mindful. Kondisi seperti ini mengharuskan orang tua menyadari dan
menerima sepenuhnya bahwa kita berada DI SINI dan SEKARANG, menerima kenyataan
apa adanya. Secara sederhana bahwa kita tidak perlu menyesali masa lalu dan
mengkuatirkan masa depan. Orang tua bisa saja mentransfer energi kepada anak,
sehingga pastikan energi tersebut merupakan energi yang memberi semangat, BUKAN
stress, bingung, dan kuatir berlebihan. Kelola emosi dengan baik sebab anak
kita akan menjadi penyerab energi terbaik. Sampaikan energi positif itu kepada
anak-anak kita.
2. Bapak/Ibu tetap harus membuat
aturan yang jelas dan disampaikan secara terbuka kepada anak. Aturan yang
dibuat akan lebih membantu dalam penerapan apabila dibuat secara bersama dengan
anak. Minta kesepakatan anak sehingga anak merasa bahwa itu menjadi bagian dari
dirinya. Misal saja durasi menonton
televisi dan bermain gadget, pagi sampai siang kita harus luangkan waktu
belajar, bermain setelah tugas sekolah telah diselesaika, bermain di daerah
tertentu, dan sebagainya.
3. Bapak/Ibu sebaiknya bersedia
menyiapkan materi belajar dan sarana belajar. Ingat, Anda akan menjadi
fasilitator utama proses belajar anak. Seperti guru di sekolah yang menyiapkan
materi pembelajaran, maka orang tua juga sebaiknya belajar menyiapkan dan
menggunakan materi yang dibutuhkan. Materi belajar juga bisa berupa permainan.
Bagian kedua dari tulisan ini,
akan saya sampaikan usaha menyiapkan materi dan sarana belajar.
Semoga Bermanfaat
Wassalam